Target dan Skenario Kenaikan Populasi Ternak 2012-2014

Made public by

sourced by PitchSend

2 of 45

Category

Agriculture

Published

2011/2012

Slides

Transcriptions

#1KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN di NTT Disampaikan oleh Kepala Dinas Peternakan Provinsi Nusa Tenggara Timur pada tanggal 22 Juli 2013 di BBPP Kupang#2PROFIL NUSA TENGGARA TIMUR#3➤ Letak Geografis : 80-120 LS dan 1180-125º BT ➤ Jumlah Pulau : 566 buah (besar dan kecil) ➤ Pulau yang bernama : 246 buah ➤ Pulau yang berpenghuni : 43 buah ➤ Iklim : Tel Rob Labuhanbe Romodo Sal Molo Tel Bangk Sindan LAC To Bes To Kutngbaje Wa P. FLORES P.PabTg, Wabank P. Babi Baba Maupongo Mopro DUMERE ENDE Kalimut Cunnincerto 2400) 80 1750 Gamut Tu: Ninga SELAT SUMBA To Sesar Ngad bolu well Wadau Memboro Wango 8 bulan (kemarau/kering) dan 4 bulan (hujan/basah) ➤ Luas Wilayah : ± 47.349,9 km² Daratan ±200.000 km² Lautan Rung Danga BUTENG Marido BAJAWAB Almem Rese Mboring P. Loren TO Laharoko WAINGAPU P.SUMBA WAKABUBAK Pracopa akohembi Melolo Tg. Undu Paind Ngalu MadTarkadukung P. Ha To Ngunju BADT P. Dana To kaponde Lewoburga P. Adonars Sagu P. Lomble Wariand Kab KALABAHI Taram SELAT OP.Ru Makbatan Tengahda P Pamanabeur LARANTUKA Wanking Maja Wapibe WOLEBA P.Rusa wapante Lewo ebang Pa To Margeta Pantar Doreng Pap OMBAI Umares P. TIMOR Alapupu Mena ATA Tet Beng To. Nailor Mranean KEPAMANAN Naidu Legemad Delcig Kapan Nunkok Colamuse SOE Kobano bbag Tg. Ela LAUT SAWU To Pankolo Bara Kene Sulamu KUPANG P. Semau Londutu Sel Ro Osina Tue Toneke Borse Khaan Eauhun P.Sawu w Sawu P.Hajus Ba Cabu Abh P. Rote P. Ndao P. Pamana SAMUDERA HINDIA Wilayah administratif : LAUT TIMOR → Kabupaten : 21 dan 1 kota → Kecamatan : 287 buah → Desa / Kel. : 2.769 buah#4POTENSI WILAYAH NTT Potensi pertanian lahan kering 1.528.308 Ha dengan tingkat pemanfaatan 54,62 % Lahan tidak diusahakan 751.185 Ha ■ Potensi perkebunan luas 888.931 Ha dengan tingkat pemanfaatan 35,45% Padang penggembalaan untuk peternakan sapi, kuda, kerbau dan kambing 832.228 Ha KOPERASI KREDIT (KOPDIT LEGO LEGO NO 6-18/BHAXIV Jen Sudirman loa kalebchi#5KEBIJAKAN DAN STRATERGI (RPJMD PROV. NTT 2009 - 2013) WILL PROY GER#6VISI DAERAH (RPJMD) 2009 - 2013 SELAT SUMBA Maupongo TERWUJUDNYA MASYARAKAT NUSA TENGGARA TIMUR YANG BERKUALITAS, SEJAHTERA, ADIL DAN DEMOKRATIS DALAM BINGKAI NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA P. Pate To Wh Pla To kapon Lawobsta Mabo LARANTUK PBab VISI DISNAK 2009 - 2013 aparta MAUMERE Doring SAWU P. Nidad SAMUDERA HINDIA MBAI Umaresay MOR TERWUJUDNYA MASYARAKAT NUSA TENGGARA TIMUR YANG SEHAT DAN PRODUKTIF MELALUI PEMBANGUNAN PETERNAKAN YANG TANGGUH BERBASIS SUMBERDAYA LOKAL#7MISI DAERAH(RPJMD) 2009 - 2013 Puss To kapondel Lawobs P Adonim Warian Bagu P. Lombly LARANTUK MISI (DISNAK) 2009 - 2013 Wera P.F S PPabe P. Panonate To Wahman PBab 1. Meningkatkan pendidikan yang berkualitas, relevan, efisien dan efektif yang dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat. 2. Meningkatkan derajat dan kualitas kesehatan masyarakat melalui pelayanan yang dapat dijangkau seluruh masyarakat. 3. Memberdayakan mengembangkan ekonomi rakyat dengan pelaku ekonomi yang mampu memanfaatkan keunggulan potensi lokal. LEWOLEBAR MAS 4. Meningkatkan infrastruktur yang memadai agar Parked masyarakat dapat memiliki aksesibilitas memenuhi kebutuhan hidup yang layak. untuk m PANG 5. Meningkatkan penegakan supremasi hukum dalam rangka menjelmakan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN serta mewujudkan masyarakat yang adil dan sadar hukum. 6. Meningkatkan pembangunan yang berbasis tata ruang dan lingkungan hidup. 7. Meningkatkan akses perempuan dan anak dalam sektor publik, serta meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak. 8. Mempercepat Penanggulangan kemiskinan, pengembangan kawasan perbatasan, pembangunan daerah kepulauan dan men: ai korban bencana Rote To Mar 1. Peningkatan kualitas sumber daya manusia aparatur peternakan. 2. Peningkatan produksi ternak baik populasi/jumlah maupun produktifitas. 3. Peningkatan sumberdaya manusia peternakan, baik peternak maupun pengusaha peternakan. 4. Peningkatan kualitas data dan informasi peternakan. 7#88 AGENDA PEMBANGUNAN Bes To Ku SDM P Adonis Bagu P. Lomble Wariang KALABAHI Kabit WP. FLORES PP Run Homodo yang berkualitas To Marg Hamut P. Loren SELAT SUMBA To Sear Laty Mbor Kesetaraan Gender Peningkatan Kesehatan OMBAI Umaresay Alapupy TIMOR AYAR PEMERINTAH TEAMANAND LAU Kelestarian WAKABURAK Lingkungan Hidup DUNIA USAHA ANGGUR dan peningkatan Infrastruktur KUP To E MASYARAKAT Sawow Sawn Supremasi Hukum B-D-T Penanganan LAUT TIMOR Ekonomi Kerakyatan MERAH Pembangunan in Nünko masalah: Kemiskinan, Wilayah perbatasan, Prov. Kepulauan, SAMUD Daerah rawan bencana#94 TEKAD PEMBANGUNAN NTT Mengembalikan basis utama ekonomi unggulan daerah dan kelembagaan ekonomi rakyat NTT melalui : ■NTT sebagai Provinsi Jagung ▪NTT sebagai Provinsi Ternak ▪NTT sebagai Provinsi Cendana NTT sebagai Provinsi Koperasi#10Sanhawa NTT PROVINSI TERNAK Pengembangan Ternak Besar (Sapi & Kerbau) dan Ternak Kecil (Babi & Kambing) Sebagai Komoditi Unggulan Swiat Sumbe KASBA P. Flores Monar P. Sumba P.Sem P. Rote P. Alo P. Lomblen#11KEBIJAKAN UMUM PEMBANGUNAN PETERNAKAN NTT PENGEMBANGAN TERNAK BESAR DI PULAU TIMOR, ROTE & SUMBA PENGEMBANGAN TERNAK KECIL DI PULAU FLORES, LEMBATA, ALOR, SOLOR, ADONARA & SABU RAIJUA#12YA PROPINSINTT AS PETERNWAN ASPEK KELEMBAGAAN & PERMODALAN ASPEK PRODUKSI & KONSUMSI ASPEK SARANA PRODUKSI PROBLEM PEMBANGUNAN PETERNAKAN NUSA TENGGARA TIMUR ASPEK PERILAKU PETANI gro & Food EXDASPEK 08 EKONOMI & 25 May 20PEMASARAN Indonesia ned by Reported by Co-supported by G#13PROBLEM PENGEMBANGAN SAPI POTONG DINTT 1. ASPEK PRODUKSI Pelaku pemeliharaan ternak (produsen) sebagian besar didominasi oleh peternak kecil dengan ketrampilan beternak yang masih rendah (penguasaan tehnologi dan informasi peternakan yang kurang). Sistim pemeliharaan didominasi oleh non intensif maupun semi intensif dan hanya sebagian kecil yang intensif, menyebabkan produktifitas tidak optimal. Tingginya pemotongan ternak besar betina produktif. Pelayanan kesehatan hewan belum optimal#14PROBLEM PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI NTT 2. ASPEK KONSUMSI Konsumsi protein hewani masyarakat NTT masih berada di bawah norma gizi nasional. Terdapat kesenjangan antara tingkat konsumsi masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan, sedangkan produsen utama adalah masyarakat pedesaan.#15PROBLEM PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI NTT O 3. ASPEK PENGEMBANGAN DAN PENGGUNAAN SARANA PRODUKSI Lahan sebagai basis ekologi pendukung pakan belum dapat dimanfaatkan seluruhnya akibat penyebaran sumber air yang tidak merata. Ekspansi gulma chromolena odorata semakin luas, sehingga padang penggembalaan semakin menyempit, menyebabkan usaha peningkatan produksi ternak di NTT menjadi terhambat. ❖ Kualitas bibit ternak menunjukan gejala penurunan, yang disebabkan oleh : Seleksi dan penyingkiran ternak belum dilaksanakan secara efektif. Para petani lebih memilih menjual ternak yang berkualitas terbaik karena harganya lebih tinggi#16PROBLEM PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI NTT 4. ASPEK EKONOMI & PEMASARAN Memelihara ternak hanya sebagai usaha sambilan dan dipelihara secara non intensif / semi intensif sehingga tidak memberikan pendapatan cash yang optimal. Disamping itu tidak adanya perencanaan pemasaran hasil secara periodik, menyebabkan peran hasil penjualan ternak dalam ekonomi keluarga masih bersifat mengatasi kebutuhan mendesak. Kualitas atau kondisi ternak yang memuaskan. dipasarkan kurang Fasilitas transportasi yang kurang memadai sehingga menyebabkan penyusutan bobot badan dan kecelakaan / kematian ternak selama dalam proses pengangkutan. Belum terintegrasinya usaha peternakan dari hulu sampai hilir sehingga mengakibatkan kurang efisiennya mata rantai tataniaga peternakan.#17PROBLEM PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI NTT 5. ASPEK PERILAKU PETANI Perilaku sosial ekonomi sebagian besar masyarakat di pedesaan yang berkaitan dengan usaha tani menunjukkan masih kuatnya orientasi food security. Pada keadaan seperti ini ternak ditempatkan pada posisi sebagai tabungan dalam menghadapi resiko kegagalan usaha tani utama. 6. ASPEK KELEMBAGAAN ➤ Kelembagaan peternakan baik khususnya kelembagaan petani peternak belum kuat dihadapkan pada tuntutan perkembangan pembangunan peternakan. Kelompok tani yang tercatat cukup banyak, namun belum berperan nyata sebagai lembaga kerjasama dalam bidang produksi / budidaya, pengolahan maupun pemasaran hasil ternak.#18PROBLEM PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI NTT 7. ASPEK PERMODALAN Rendahnya peran investor dalam usaha peternakan terutama pembibitan ternak, disebabkan oleh pertimbangan resiko kegagalan, lamanya perputaran modal dan tingginya bunga kredit bank. Disamping itu masalah kepemilikan lahan dan prasarana umum juga menjadi salah satu kendala dalam penanaman modal diusaha peternakan. Dengan demikian pembangunan peternakan di NTT masih didominasi oleh dana pemerintah sedangkan dana swasta dan masyarakat belum begitu berperan.#19POTENSI PEMBANGUNAN PETERNAKAN Sumberdaya Manusia (petani peternak, aparatur) Sumberdaya Fisik (alam/lahan, iklim, vegetasi, ternak) POTENSI NDENG SA DENDENG SAPI Sumberdaya Teknologi- (tepatguna, indigenous, kearifan lokal, TIK) Sumberdaya Sosial (way of life, kelembagaan kelompok) GELATIK GROUP#20PROSPEK PENGEMBANGAN SAPI POTONG DI NTT 1. Permintaan pasar terhadap ternak dan hasil ternak baik dari luar NTT maupun di dalam NTT sendiri terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pertambahan penduduk. 2. Lahan yang tersedia dan berpotensi untuk pengembangan usaha peternakan masih banyak yang belum dimanfaatkan. 3. Kebijaksanaan pemerintah yang mendorong badan-badan usaha milik negara untuk menyisihkan dana guna membantu usaha kecil dan menengah dengan bunga rendah telah berjalan. Kebijakan ini memberi peluang untuk melakukan pengembangan usaha maupun investasi baru dalam bidang industri peternakan di Provinsi NTT#214. Berbagai pola / skim pinjaman lunak dan sederhana prosedurnya serta langsung ke kelompok tani ternak seperti Penguatan Modal Usaha Kelompok (PMUK) atau Bantuan Pinjaman Langsung Masyarakat (BPLM) atau Pola Bansos sebenarnya menjadi peluang yang sangat baik untuk mengatasi persoalan kesulitan modal bagi petani peternak 5. Melalui diversifikasi dan intensifikasi dengan dukungan teknologi berprospek untuk meningkatkan produktivitas 6. Peranan sub sektor peternakan pada masa mendatang di NTT masih tetap besar sebagai penyedia bahan pangan asal ternak sebagai sumber pendapatan maupun sebagai pembuka lapangan kerja.#22STRATEGI PENGAMANAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA PETERNAKAN internal adjustment oriented STRATEGI PERBAIKAN MANAJEMEN USAHA DAN KERJASAMA KEMITRAAN self-defence strategy Strategi pembangunan peternakan daerah NTT STRATEGI OPTIMALISASI PERBIBITAN PETERNAKAN RAKYAT growth oriented strategy#23PROGRAM & KEGIATAN PRIORITAS 1. STRATEGI PENGAMANAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA PETERNAKAN 1.1. Program Pengembangan Kawasan, Sumber Air dan Lahan Peternakan 1.2. Program Pengamanan Sumberdaya Ternak • SID lahan /kawasan sentra peternakan •Perbaikan mutu dan konservasi padang penggembalaan • Pengembangan areal HMT berbasis kelompok peternak • Peningkatan ketersediaan air untuk ternak dan untuk tanaman pakan (embung mini, irigasi tanah dangkal, sumur gali/pompa) . Penyelamatan ternak besar betina produktif Pencegahan dan pemberantasan penyakit hewan Pengawasan dan pengendalian pemotongan dan pengeluaran ternak besar Pemurnian genetik dan pelestarian plasma nutfah lokal 1.3. Program Pengembangan SDM dan Kelembagaan • Peningkatan kapasitas aparatur (diklat teknis & fungsional peternakan) Peningkatan kapasitas peternak, SMD, pendamping swadaya. Peningkatan kapasitas kelembagaan penunjang agribisnis peternakan (RPH, Pasar Hewan, Puskeswan, Laboratorium RS Hewan, Poktan, Koperasi Peternak).#242. STRATEGI OPTIMALISASI PERBIBITAN PETERNAKAN RAKYAT DI PEDESAAN 2.1. Program Pengembangan Sentra Pembibitan Ternak di Pedesaan Peningkatan mutu dan jumlah ternak bibit Perbaikan reproduktivitas melalui inovasi teknologi (IB, dll) Penjaringan/seleksi ternak bibit, recording dan culling. Intensifikasi kawin alam / pejantan unggul. Pengembangan ULIB (Unit Layanan Inseminasi Buatan) 3. STRATEGI PERBAIKAN MANAJEMEN USAHA DAN KERJASAMA KEMITRAAN 3.1. Program Pengembangan Agroindustri Hulu dan Hilir Peternakan 3.2. Program Peningkatan Kerjasama Kemitraan • · • • Pengembangan pengolahan dan pemasaran ternak dan produk ternak Pengembangan agroindustri berbasis produk ikutan / byproduct (penyamakan kulit, tulang, biokompos, biogas) Pengembangan pabrik pakan mini. Pengembangan kerjasama dengan lembaga litbang dan diklat, lembaga keuangan, perkarantinaan, dll stakeholders. Pengembangan promosi, investasi, informasi pasar, Pengembangan data dan informasi pembangunan peternakan.#25PROGRAM SWASEMBADA DAGING SAPI DAN KERBAU TAHUN 2014 PSDSK-2014#26Perusahaan Peternakan Dukungan Presiden P2SDS 2010 Evaluasi Permasalahan Swasembada Daging Program Sapi Tahun 2014 : 1. Penyediaan bakalan/daging sapi lokal 2. Peningkatan produktivitas dan reproduktivitas ternak sapi lokal 3. Pencegahan pemotongan sapi betina produktif 4. Penyediaan bibit sapi 5. Pengaturan stock daging sapi dalam negeri Perbankan, Kemkeu, Kemdag, Kemperind Kemtan Alternatif Solusi Peternakan skala kecil & menengah Dukungan Ipteks Kemdagri, Kemeneg Kop & UKM, Kemeneg DT, Perbankan, Kemneg BUMN, Organisasi Pelaksana dari Pusat ke Daerah SWASEMBADA 2014 Batan, LIPI, Kemristek, Kemdiknas#27Kegiatan operasional Kegiatan pokok KEGIATAN POKOK & KEGIATAN OPERASIONAL PSDSK-2014 Penyediaan bakalan daging sapi lokal Peningkatan produktivitas dan reproduktivitas ternak sapi lokal Pencegahan pemotongan sapi Penyediaan bibit sapi Pengaturan stock betina produktif daging sapi di dalam negeri 1. Pengembangan usaha pembiakan dan penggemukan sapi lokal 2. Pengembangan pupuk organik dan biogas 3. Pengembangan integrasi ternak sapi dan tanaman 4. Pemberdayaan dan peningkatan kualitas RPH 5. Optimalisasi IB dan INKA 6. Penyediaan dan pengembangan pakan dan air 7. Penanggulanga n gangguan reproduksi dan peningkatan pelayanan kesehatan hewan & Penyelamatan sapi betina produktif 9. Penguatan wilayah sumber bibit dan kelembagaan usaha pembibitan 10. Pengembangan pembibitan sapi potong melalui VBC 11. Penyediaan bibit melalui subsidi bunga (KUPS) 12. Pengaturan stock sapi bakalan dan daging sapi 13. Pengaturan distribusi dan pemasaran sapi dan daging#28POPULASI TERNAK PADA 1 JUNI 2011 HASIL PSPK (dilaksanakan oleh BPS) (EKOR) NO KABUPATEN/KOTA SAPI POTONG SAPI PERAH KERBAU 1 Kota Kupang 2 Kabupaten Kupang 4.784 151.250 - 4 19 1.188 3 TTS 167.834 23 474 4 TTU 98.631 501 5 Belu 111.180 5 1.686 6 Alor 4.351 60 7 Lembata 3.607 - 8 Flores Timur 1.591 11 9 Sikka 11.271 1.512 10 Ende 29.447 2.387 11 Nagekeo 24.301 6.396 12 Ngada 21.523 7.585 13 Manggarai Timur 12.062 - 10.243 • 14 Manggarai 21.870 6.767 15 Manggarai Barat 10.312 22.557 16 Sumba Barat Daya 2.773 13.709 17 Sumba Barat 1.208 11.203 18 Sumba Tengah 5.462 19 Sumba Timur 53.051 20 Sabu Raijua 2.646 7.937 37.052 7.216 21 Rote Ndao 39.479 - 11.535 JUMLAH 778.633 32 150.038 Keterangan : NTT berada pada urutan ke- 4 di Indonesia dalam hal populasi sapi potong (setelah Jatim, Jateng dan Sulsel). Populasi kerbau NTT adalah yang terbanyak di Indonesia.#29TARGET DAN SKENARIO KENAIKAN POPULASI TERNAK 2012-2014 (SAPI DAN KERBAU) DATA-DATA TERSEBUT MENUNJUKKAN BAHWA ESTIMASI KENAIKAN POPULASI MENGGUNAKAN PARAMETER TEKNIS YANG DIGUNAKAN SELAMA INI PERLU DIPERBAHARUI DIKOREKSI. PARAMETER KENAIKAN POPULASI TERNAK SAPI TAHUN 2010 DAN SEBELUMNYA DIESTIMASIKAN RATA-RATA 1,96% PER TAHUN, PERLU DIKOREKSI MENJADI 4,63% PER TAHUN MULAI TAHUN 2011 (MENINGKAT). Catatan : rata- rata nasional tahun 2003-2010 adalah 5,32%. UNTUK TERNAK KERBAU, PARAMETER KENAIKAN POPULASI HAMPIR SAMA DENGAN ESTIMASI SELAMA INI, YAKNI RATA-RATA 1,78% PER TAHUN (TAHUN 2010 DAN SEBELUMNYA), SEDANGKAN TAHUN 2011 MENJADI 1,72% (MENURUN). 2010/12/09#30TARGET DAN SKENARIO KENAIKAN POPULASI TERNAK 2012-2014 (SAPI DAN KERBAU) Apabila kenaikan populasi masih biasa- biasa saja seperti sekarang ini (business as usual) maka pada akhir tahun 2014, populasi ternak sapi diestimasikan baru mencapai 891.622 ekor dan ternak kerbau 157.990 ekor.#31TARGET DAN SKENARIO KENAIKAN POPULASI TERNAK 2012-2014 (SAPI DAN KERBAU) DALAM RANGKA PENCAPAIAN SWASEMBADA DAGING SAPI DAN KERBAU TAHUN 2014 SERTA PERWUJUDAN TEKAD NTT PROVINSI TERNAK, DAN TERUTAMA UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN PEREKONOMIAN DAERAH, PERLU DILAKUKAN UPAYA-UPAYA TEROBOSAN (out of box thinking) I (business not as usual), SEHINGGA PADA AKHIR TAHUN 2014, POPULASI TERNAK SAPI DAPAT MENCAPAI SATU JUTA EKOR DAN POPULASI TERNAK KERBAU DAPAT MENCAPAI 165.000 EKOR. 2010/12/09#32TARGET DAN SKENARIO KENAIKAN POPULASI TERNAK 2012-2014 (SAPI DAN KERBAU) UNTUK MENCAPAI POPULASI SATU JUTA EKOR TERNAK SAPI DAN 165.000 EKOR TERNAK KERBAU PADA TAHUN 2014, MAKA PERTUMBUHAN POPULASI MULAI TAHUN 2011/2012 HARUS DITINGKATKAN : ⚫TERNAK SAPI: DARI 4,63 % 8,70 %. ⚫TERNAK KERBAU : DARI 1,72% → 3,22 %.#33TARGET DAN SKENARIO KENAIKAN POPULASI TERNAK 2012-2014 (SAPI DAN KERBAU) • Berdasarkan parameter teknis peternakan NTT, ● ● ● struktur populasi ternak sapi saat ini adalah jantan 32% dan betina 68%. Jumlah ternak sapi betina dewasa adalah 49,40% dari populasi dan ternak sapi betina produktif mencapai 41,99% dari populasi. Tingkat kelahiran dari populasi saat ini adalah 24,22% atau sama dengan 59% dari betina produktif (net calf crop). Secara teoritis, net calf crop sapi Bali dapat mencapai 80%, sehingga tingkat kelahiran dari populasi dapat mencapai hingga (80% x 41,99%) = 33,59% (keadaan saat ini hanya 24,22%).#34TARGET DAN SKENARIO KENAIKAN POPULASI TERNAK 2012-2014 (TERNAK SAPI) TAHUN No. Kabupaten/Kota 2011 2012 2013 2014 1 Kota Kupang 4.784 5.200 5.653 6.144 2 Kabupaten Kupang 151.250 164.409 178.712 194.260 3TTS 167.834 182.436 198.307 215.560 4TTU 98.631 107.212 116.539 126.678 5 Belu 111.180 120.853 131.367 142.796 6 Alor 4.351 4.730 5.141 5.588 7 Lembata 3.607 3.921 4.262 4.633 8 Flores Timur 1.591 1.729 1.880 2.043 9 Sikka 11.271 12.252 13.317 14.476 10 Ende 29.447 32.009 34.794 37.821 11 Nagekeo 24.301 26.415 28.713 31.211 12 Ngada 21.523 23.396 25.431 27.643 13 Manggarai Timur 12.062 13.111 14.252 15.492 14 Manggarai 21.870 23.773 25.841 28.089 15 Manggarai Barat 10.312 11.209 12.184 13.244 16 Sumba Barat Daya 2.773 3.014 3.276 3.562 17 Sumba Barat 1.208 1.313 1.427 1.552 18 Sumba Tengah 5.462 5.937 6.454 7.015 19 Sumba Timur 53.051 57.666 62.683 68.137 20 Sabu Raijua 2.646 2.876 3.126 3.398 21 Rote Ndao 39.479 NTT 778.633 42.914 846.374 46.647 920.009 50.705 1.000.049#35TARGET DAN SKENARIO KENAIKAN POPULASI TERNAK 2012-2014 (TERNAK KERBAU) TAHUN No. Kabupaten/Kota 1 Kota Kupang 2 Kabupaten Kupang 3TTS 4TTU 5|Belu 6Alor 2011 2012 2013 2014 19 20 20 21 1.188 1.226 1.266 1.306 474 489 505 521 501 517 534 551 1.686 1.740 1.796 1.854 60 62 64 66 7 Lembata 8 Flores Timur 11 11 12 12 9|Sikka 1.512 1.561 1.611 1.663 10 Ende 2.387 2.464 2.543 2.625 11 Nagekeo 6.396 6.602 6.815 7.034 12 Ngada 7.585 7.829 8.081 8.342 13 Manggarai Timur 10.243 10.573 10.913 11.265 14 Manggarai 6.767 6.985 7.210 7.442 15 Manggarai Barat 22.557 23.283 24.033 24.807 16 Sumba Barat Daya 13.709 14.150 14.606 15.076 17 Sumba Barat 11.203 11.564 11.936 12.320 18 Sumba Tengah 7.937 8.193 8.456 8.729 19 Sumba Timur 20 Sabu Raijua 37.052 38.245 39.477 40.748 7.216 7.448 7.688 7.936 21 Rote Ndao 11.535 11.906 12.290 12.686 NTT 150.038 154.869 159.856 165.003#36TARGET DAN SKENARIO KENAIKAN POPULASI TERNAK 2012-2014 (SAPI DAN KERBAU) Langkah-langkah Operasional : Peningkatan populasi (Aspek Teknis) : Meningkatkan Angka Kelahiran Ternak . • . · • Menurunkan Angka Kematian Ternak (Acuan : 5 Kegiatan pokok dan 13 kegiatan operasional PSDSK-2014). Substitusi Daging Ternak Sapi / Kerbau oleh Daging Ternak Kecil dan Unggas Importasi ternak secara khusus untuk tujuan penggemukan / feedlot fattening (skala industri, bukan skala rumah tangga) Pengembangan SDM dan Kelembagaan. Pengembangan sarana pendukung / penunjang lainnya.#37Gerakan Pelihara Ternak Penyelamatan Betina Produktif ☐ Pengembangan Pemanfaatan Limbah Ternak (Pupuk dan Biogas) RENCANA AKSI PENGEMBANGAN TERNAK SAPI DI NUSA TENGGARA TIMUR Pengembangan Tanaman Pakan, Teknologi Pakan dan Perbaikan Padang Penggembalaan Perbaikan Mutu Bibit dan Revitalisasi IB ☐ Pengembangan investasi dan kemitraan ☐ Pelayanan medis dan penyuluhan ☐ Peningkatan industri pengolahan melalui pengembangan agroindustri#38PROGRAM PENGEMBANGAN SDM dan KELEMBAGAAN • • Peningkatan kapasitas aparatur (diklat teknis & fungsional peternakan) Peningkatan kapasitas peternak, SMD, pendamping swadaya. Peningkatan kapasitas kelembagaan penunjang agribisnis peternakan (RPH, Pasar Hewan, Puskeswan, Laboratorium RS Hewan, Poktan, Koperasi Peternak). KERJASAMA PROGRAM PELATIHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN KAPASITAS SDM APARATUR DAN PETANI#39MEMBANGUN SDM PETERNAKAN SAPI POTONG DALAM RANGKA MENDUKUNG PSDSK-2014 • SDM Peternakan secara luas meliputi semua pihak yang terlibat dalam usaha peternakan, baik di subsistem hulu, budidaya, hilir maupun kelembagaan penunjang, baik sebagai petani peternak, usahawan / pedagang / pengolahan produk, aparatur maupun SDM dalam kelembagaan pendidikan, penelitian dan pelatihan. • SDM Peternakan khususnya petani peternak merupakan subyek / pelaku sekaligus obyek pembangunan peternakan yang harus ditingkatkan kesejahteraannya. • Secara umum diyakini bahwa tingkat kesejahteraan terkait erat tingkat perekonomian (pendapatan) dan dengan tingkat pendidikan dan pelatihan baik formal maupun non formal.#40PENINGKATAN KESEHATAN HEWAN DAN KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DALAM MENDUKUNG NTT PROVINSI TERNAK TAHUN 2012-2014 RENCANA AKSI : • Pembebasan Brucellosis di Pulau Timor (Termasuk juga Hog Cholera di pulau Alor dan Rabies di Pulau Flores, SE di Pulau Sumba, Sura dan ND di seluruh NTT) melalui vaksinasi hewan. • Revitalisasi fungsi dan peran Pusat Kesehatan Hewan sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan hewan di desa (Revitalisasi mencakup antara lain rehabilitasi gedung, penyediaan bahan dan alat serta optimalisasi fungsi puskeswan). • Pengawasan Biosecurity dan lalulintas hewan • Pembangunan Rumah Potong Hewan dan Peningkatan Ketersediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal (ASUH) • Peningkatan kualitas dan kuantitas Sumberdaya Manusia dalam hal ini medik veteriner dan paramedik veteriner. PEMBUKAAN BULAN BAKTI A PERIN TAN RETER WAN TH PP TT T SMIA KIT 02/01/2#41PRIORITAS KEGIATAN PEMBEBASAN TIMOR BARAT DARI BRUCELLOSIS • Vaksinasi →Tahun 2012 ini disiapkan vaksin dan biaya operasional vaksinasi sebanyak 75.000 dosis dalam DIPA Dinas Peternakan Provinsi NTT. • Penyingkiran Reaktor Positif Brcellosis → Tahun 2012 ini disiapkan anggaran sebagai kompensasi penyingkiran atau pemotongan ternak sapi reaktor positif Brucellosis sebanyak 405 ekor. • Revitalisasi fungsi dan peran Pusat Kesehatan Hewan • Pengawasan Biosecurity dan lalulintas hewan • Peningkatan kualitas dan kuantitas Sumberdaya Manusia dalam hal ini medik veteriner dan paramedik veteriner. • Peningkatan kapasitas Laboratorium Penguji (Lab Tipe B Kupang).- PEMBUKAAN BULAN BAKTI A PERIN TAN ETER WAN TH PP TT T SMIA KIT 02/01/2#42Ramodo RUTENO BAJAWAGO 2400 Gamut Mborong Maupongo P. Lon SELAT SUMBLA To Sesar Naadubolu P. Pane P. fluns PX To kapo Liwobstg Maubota Trogahdid LARANTINKA P-Bab albrua MAUMERE obang OMBAI P. TIMOR OPAMINAND TAR OWAKABURAY Laharka WAINGAPU a way TERIMA KASIH P. Sex w Lond Bulamu KUPANG auton SOE Kapan Tonke To El LAUT TIMOR Dana P. Nad SAMUDERA HINDIA Rote P. Paman

Download to PowerPoint

Download presentation as an editable powerpoint.

Related

Warehouse & Storage Strategies image

Warehouse & Storage Strategies

Agriculture

Tanzania Agriculture Overview image

Tanzania Agriculture Overview

Agriculture

Commodity Production and Value Report image

Commodity Production and Value Report

Agriculture

Leading BioSolutions Platform image

Leading BioSolutions Platform

Agriculture

Vittia Annual Report 2022 image

Vittia Annual Report 2022

Agriculture

FUTILA GRANULATION PLANT image

FUTILA GRANULATION PLANT

Agriculture

Beef to School Project Presentation image

Beef to School Project Presentation

Agriculture

North Dakota Beef Checkoff History image

North Dakota Beef Checkoff History

Agriculture